Yogyakarta -
Pandemi COVID-19 menghasilkan banyak pekerja di PHK. Seperti dialami seorang koki ini. Ia balasannya menentukan jadi relawan dan buka jerih payah kuliner online.
Yusuf Bernadion Marcelino (30), warga Kampung Serangan, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta menjadi korban PHK. Ia menerangkan bagaimana mulanya mendaftar selaku relawan di #rakyatbanturakyat.
"Awalnya di saat mulainya wabah virus ini (COVID-19) banyak perusahaan yang merumahkan pegawainya, tergolong saya," katanya di saat dijumpai di warmindo Bakzoo, Jalan Veteran No.36 Kelurahan Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Jumat (23/10/2020).
Cerita Koki yang Kena PHK Akibat COVID-19 Kini Beralih Makara Relawan Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom |
"Jadi pada penghematan pegawai kemudian saya sepekan cuma masuk satu dua kali buat keperluan (tempat kerjanya), tetapi ternyata tidak cukup kemudian dirumahkan," imbuh Yusuf.
Alhasil, dalam waktu satu bulan ini Yusuf merasa kurang produktif akhir dirumahkan. Terlebih sehari-hari beliau sudah sudah biasa bekerja.
"Lalu iseng-iseng buka media lazim ada poster memerlukan volunteer (relawan) masak dan tukang kemasan kuliner di Twitter. Lalu saya kontak yang bersangkutan dan beliau (yang mengorganisir gerakan #rakyatbanturakyat) menyampaikan kalau ingin menolong masak pribadi tiba ke sini jam 7 (pagi)," tuturnya.
Selanjutnya Yusuf pun bergabung dengan gerakan tersebut dengan posisi sebagai juru masak. Setiap harinya Yusuf dibantu dengan beberapa relawan lain mengolah makanan banyak sekali menu. Selanjutnya dibagikan terhadap buruh gendong di saat jam makan siang.
Meski tidak mendapat bayaran, Yusuf mengaku bahagia bisa mendapat peluang menyalurkan kemampuannya dalam hal memasak. Bahkan, beliau merasa tidak terbebani di saat mengolah makanan untuk gerakan #rakyatbanturakyat.
Cerita Koki yang Kena PHK Akibat COVID-19 Kini Beralih Makara Relawan Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom |
"Saya merasa jadi lebih gimana ya, alasannya merupakan dahulu kerja usang beberapa tahun merasa jadi sapi perah, tetapi di sini meskipun kecapekan rasanya seneng. Apalagi banyak teman-teman yang antusias," ucapnya.
Apalagi, istrinya mendukung apa yang beliau jalankan sekarang. Terlebih sang istri juga menjadi korban dirumahkan dari wilayah kerjanya.
"Tanggapan istri ya tidak apa-apa, yang penting masih positif dari pada di rumah ngapain. Dan kebetulan banyak berkah di sini, alasannya merupakan istri saya jadi hamil, rencananya anak saya akan saya beri nama Corona," ucapnya.
Menyoal sumber penghasilan untuk menghidupi istrinya, Yusuf menyebut di saat ini beliau memasarkan rice bowl dengan metode pre order (PO) secara online. Tak cuma itu, Yusuf mengaku juga menjadi buruh serabutan untuk mendulang pundi-pundi rupiah.
"Apa saja saya lakukan, jualan kuliner dengan metode PO rice bowl, kadang sobat minta tolong menjalankan pesanan sablon ya saya ikut. Makara selama ini (setelah dirumahkan) saya jadi PSK lah, pekerja serabutan komersial," kata Yusuf disusul gelak tawa.
Dia juga mengaku kegiatannya menjadi relawan tidak menggangu waktunya di saat mencari nafkah untuk istri. Secara rinci beliau menerangkan jika saban hari berdiri jam 5 pagi, berikutnya pergi ke pasar dan berlanjut ke warmindo Bakzoo.
"Terus jam 12 (siang) pulang dan nyuapin ibu, kalau ada PO sudah saya jalankan malam harinya kemudian dianter, jadi PO kuliner saya ini bisa dibilang dinner box alasannya merupakan buatnya malam hari," ucapnya.
Terlepas dari hal tersebut, Yusuf menceritakan permulaan mulanya menekuni di dunia kuliner. Yusuf menyebut mulanya beliau melakukan pekerjaan di kapal dan seiring berjalannya waktu menyaksikan peluang melakukan pekerjaan di hotel.
"Mulai tamat 2016 saya mulai menekuni dunia kuliner, mulanya tidak menyangka alasannya merupakan dahulu kerja rantau di kapal dan tak mempunyai pengalaman di dapur. Nah, balasannya di hotel lagi ramai terus saya masuk ke perhotelan, sekolah perhotelan dulu," ucapnya.
Setelah sekolah perhotelan, beliau melakukan pekerjaan sembari mengorganisir ibunya yang sakit. Di di saat itu ibunya saban hari memerlukan kuliner yang tepat, utamanya dari sisi nutrisi.
Cerita Koki yang Kena PHK Akibat COVID-19 Kini Beralih Makara Relawan Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom |
"Sembari ngurus ibu yang sakit, saban hari ngantar ibu kendali saya repot soalnya senantiasa diingatkan dokter ibu jangan terlampau banyak makan garam, santen dan lain-lain," ucapnya.
Terlebih, kakaknya sudah meninggal dunia dan adik saya gres saja lulus sekolah. Oleh alasannya merupakan itu Yusuf lah yang mesti merawat ibunya.
"Karena repot kalau jajan terus, saya kemudian ambil bab masak alasannya merupakan di perhotelan kan banyak bagiannya, dan seterusnya apa yang saya pelajari berguna. Dari situ masuk dunia dapur sekalian merencanakan kuliner yang sehat buat ibu saya," katanya.
Simak Video " Ingat! Jangan Asal Konsumsi Frozen Food"
[Gambas:Video 20detik]
0 Comments
silahkan berkomentar dengan sopan