Mengenal Budidaya Ternak Ikan Lele Sistim Bioflok
Ternak ikan lele telah cukup lama dikenal dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi para pelakunya. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan yang satu ini terus mengalami peningkatan, sehingga untuk memasarkannya dapat dikatakan mudah dilakukan. Namun tidak begitu dengan proses pembudidayanya, berbagai kendala seringkali dihadapi dari mulai resiko gagal panen hingga fluktuasi harga pakan dan harga jual lele dipasaran yang senantiasa selalu menghantui para pelaku bisnis ini.
Inovasi baru pun diciptakan untuk bidang usaha ternak lele sekarang ini, diataranya adalah sistim ternak lele bioflok yang beberapa waktu kebelakang mulai banyak diterapkan. Adanya teknik baru ini dipercaya dapat meningkatkan produktifitas pembudidayaan sehingga omset para peternak bisa berlipat, selain itu kendala lahan yang harus tersedia luas dengan sistim ini dapat diatasi.
Lalu, apa yang dimaksud dengan sistim ternak lele terbaru ini ?
Ternak lele sistim bioflok adalah proses berternak ikan lele dengan menumbuhkan pakan secara alami dari hasil pengolahan limbah yang dihasilkan oleh lele itu sendiri. Pertumbuhan pakan tersebut dihasilkan dengan cara memberikan bakteri probiotik dan suplai oksigen sehingga memunculkan gumpalan (floc) yang dapat dikonsumsi oleh ikan lele.
Sistim ini dapat dilakukan hanya pada kolam terpal, besi atau beton berbentuk bulat dengan diameter kurang lebih dua setengah meter dan tinggi satu meter. Hebatnya kolam sebesar demikian mampu menampung hingga 1000 ekor benih ikan lele, dan banyak pelakunya telah membuktikan keberhasilan sistim bioflok ini.
Proses Budidaya Ternak Ikan Lele Sistim Bioflok
Sedikit mengulas tentang proses menjalankan sistim ternak ini, diantaranya adalah persiapan air. Sebelum lele ditebar, air perlu di endapkan selama kurang lebih dua hari. Lalu selanjutnya ditambahkan prebiotik dan dolomite, setelahnya air dibiarkan kembali sampai sekitar 7 hingga 10 hari, baru ikan lele dapat mulai di tebar.
Tidak selesai sampai disitu, probiotik juga harus secara berkala ditambahkan beberapa hari sesudahnya. Dan setelah benih lele berukuran sekitar 12 cm setiap 10 hari sekali prebiotik juga perlu ditambahkan bersama dengan dolomite ragi tempe dan ragi tape yang telah dilarutkan.
Meski telah tersedia pakan alami, pakan buatan berupa pelet juga tetap perlu diberikan. Jumlah takaran pakan yang diberikan terus dikurangi secara bertahap tergantung ketersediaan floc atau gumpalan pakan alami yang semakin banyak.
Yang menjadi keunggulan dalam memilih ternak ikan lele sistim bioflok ini diantaranya adalah jumlah biaya untuk pengadaan pakan buatan yang lebih ringan, karena dengan sendirinya ketersedian pakan alami akan terus bermunculan. Selain itu, kondisi air juga membantu pertumbuhan ikan sehingga mampu bertahan meski jumlah lele sangat padat dalam kolam. Dengan demikian kendala dalam berternak ikan lele terutama pada biaya produksi dapat ditekan dan keuntungan pun bisa didapat lebih besar.
0 Comments
silahkan berkomentar dengan sopan